Ini untukmu..

Sapaku padamu,
Ini hanya sebuah uluran-uluran kata yang terbaris dalam angan dan mencapai ingatan untuk tertuliskan, bukan untuk sanjungan yang melupakan dan cacimaki hiruk-pikuk emosi.
Jika harus ini tersampaikan dan semakin untuk tak di mengerti, itu rahasia hati agar kau mencarinya kembali dan membuatnya merasa ada untuk menahan apapun sedih dan tawamu.
Dan mengertilah akan diriku menantikan engkau disini aku bahagia untuk mendengarmu, rindu tak pernah hilang akan dirimu, aku membutuhkan dirimu, atas kesunyian di kekosongan jiwa karena betapa ingin aku berbagi denganmu..

Ceritakan kisahmu, aku ingin mengungkapkannya untukmu..

kirimkan kisahmu ke:
bittoz07@gmail.com

13.12.10

(Tak Berjudul) Yuliana suhastati

Dan akhirnya
Menangis dalam sendiriku
Merenung dalam gelapku
Kosong dalam harapanku
Sepi dan sunyi
Meski diantara gemuruh ribuan "sapa"
Perlahan dan pasti
Membuatku rapuh

8.12.10

Apa yang kita cari?

Bila malam sudah terasa sepi..dibanding masa-masa sebelumnya..
Bila hangatnya persahabatan tak lagi cukup u/ mencurahkan isi hati..
Bila hati merindukan belaian kasih sayang dikala resah..
Bila hati mendambakan pelindung dan pemberi motivasi disaat dirinya lemah..
Bila hati mulai cenderung dan merasa tentram disisi lawan jenisnya..
Maka apakah yang akan kita cari,selain pernikahan?

4.12.10

Kau yang belum tahu..

Begitu lama kau datang
Membuatku menunggu tak tentu..
Ah..mungkin aq saja yg tak sabar
Ingin berada dlm istana rumah tangga bersama mu..

Ingin rasanya walau blm berjumpa
Memberi cintaku yg telah meluap-luap didada..
Lewat catatan kecil ku bercerita
Betapa waktu menunggumu adalah hal yg menyiksa..
Mengakhiri semuanya bersamamu
Memberikan cinta,kasih,dan setiaku padamu
Calon suamiku..
Dimanapun engkau,disini tlah kututup hati hanya untukmu..hanya padamu..

Kelak..jika kau membaca catatan2ku
Mungkin aku merasa malu,
Tapi mengertilah engkau inilah bukti
Bahwa aku telah mencintaimu jauh sebelum
Ku tahu siapa dirimu,seperti apa dirimu,
Dan kapan bertemu dengan mu..

Pintaku dalam do'a
Semoga kau adalah orang baik dari semua yg terbaik.
Amin

2.12.10

Ringankan kakiku sayang

Lihat kini aq membelaimu
Menumpahkan ksih syg ku padamu
Mesti kau blm ada dan nyata
Tpi naluriku ada u/mu
Tersenyumlah dan jgn membuatku sakit
Meski bsa brtahan tpi adakalany aq lemah
Sekarang aq hrus brusaha u/mu
Memberikan yg terbaik u/mu kelak
Menyiapkan semuanya u/mu
Menjaga semuany hny u/mu
Fitrah tentang mu
Kutunggu saat2 kau merampas seluruh cinta dan perhatianku
Dan kau hadirkan senyum antra aq dan dia kelak
Sekarang mohon mengerti
Aq hrus brjuang u/ masa qta smua nanti
Jdi tenanglah dan tetap damai
Agar aq ringan melangkah
Aq menunggu kehadiranmu
Damailah dlu sbgai calon cintaku...

30.11.10

Langit esok

Kita bisa terus tertawa u/esok
Lihatlah awan masih pekat
Bintang mengawasi senyuman mu
Terkejap saat kau bahagia
Pilu ini tak kan ada habisnya
Dan tiap luka membuat titik hitam dihatimu
Kukatakan kau akan sulit melupakan masalalu
Jika dihatimu masih ada cinta dan benci
Jgn katakan kau akan melupakanya
Tapi tersenyumlah dan katakan pada pikiranmu bahwa kau tdk ingin mengingatnya
Trkadang cinta berujung benci
Apa peduli ku
Lihatlah sekenario Tuhan lbih manis dri apapun
Tau kah kamu..
Airmatamu terlalu berharga u/sebuah luka
Bangun dan obatilah
Ingat bintang masih mengawasimu
Hingga senyummu menjelma pelangi
Dan esok Allah kan memberimu pangeran yg trtunda...
Esok terlalu indah jika kau awali dg tangis hari ini...

28.11.10

Untuk hidup

Tlah ku sudahi smua canda tawa dlm tiap senja
Tlah kukatakan sbuah ksemuan menusukmu
Bgmana aq bsa menompangmu
Sedang luka msih menyapaku
Apa akn qta tusukan duri pada hatiny?
Sm2 mlukainy?
Menawarkan racun demi bhgia qta?
Aq tak sanggup u/ktakan it
Biar aq sja trpenjara luka dg kebencian mu kini
Aq lelah dg sepi ini aq pun ingin kau mengerti
Tpi nyata hdup msh mgharapkan sepi u/ku
Msh mmpersembahkan luka abu2
Biarlah ttp sendiri
Jgn ada yg trluka lagi
Itu lebih perih
Kubiarkan sendiri dlm sujud padaNya
Hingga dekapan Nya bgtu nyata
Ilahi aq brserah diri...

Tinggalkan malam (Seleena)

Menjadi takut mghadapi stiap detik malam
Seperti menapaki wktu yg panjang
Jejak mu msih trtinggal dibenakku
berbalut perih
Sedang aq tak mampu membebaskan mu
Aq bkan pembunuh malam
Karena ingin segera kutinggalkan gelap ini
Biar fajar membawa lukamu menghilang
Dan qta brcanda lagi
Supaya perih mu dan perih ku acuhkan qta..

27.11.10

Renungan Senja

Kata-kata akan sampiakan renungan
Semata ini hanya sekali dalam kekosongan
Bingkai angan membawamu sampai pada harap yang tenang
Kesejukan itu tersaji oleh senyum hiruk-pikuk
Langit bukan pijakan dan bukan juga atap teduh
Sadarilah kita ini penengah dua masalah yang jauh berbeda
Entah siapa yang mampu ungkap tanya hanya saja pasti buta
Karena raga hilang saat terjadi di sana
Puing kehidupan sejenak berikan pilihan dimana kau mencari sujudmu
Sadarkah engkau kini tersesat batin
Jangan sekalipun katakan kau lelah
Sebab ini takkan berakhir begitu saja
Sesampainya kau dalam lembah pilu
Tak seorangpun melihat kau tergeletak dengan kesedihan
Maka burung terbang dengan bayang matahari di pundaknya
Berteriaklah sekuat jiwa
Dia adalah malaikat yang mencari kau dalam airmata doa yang dia keluh-kesahkan
Akan sore yang selalu membuatmu terbata
Ia datang dengan ribuan sangkakala mimpi
Pejam matamu adalah pilihan dari satu warna
Tentukan detik berharga akan gambaran esok di dalam lukisan tak terbaca
Benar kiranya buah-buah harapan yang mulai tunjukan dirinya
Mungkin hari ini tiba kau berbenah atau harus segera membawa bekalmu
Ia takkan sempat bertanya dimana dan apa yanga harus dia nantikan untukmu
Hanya diam dan raut wajah yang kau buat sendiri ada padanya
Kenangan akan segala ingatan akan tinggal bagi mereka, masih menanti
Sesempurna itu hingga tak terbersit setitik pun tanya akan semua ini
Bagai mimpi akan senja yang indah sangat indah
Kau hanya mampu tertegun semoga segera terjadi
Untuk apa kau bayangkan akan semua itu
Percayalah hanya akan kau dapati lelah yang sangat
Dan jika kau ikuti hingga nantinya, batas apapuntakkan kau temui
Sudahlah, baik untuk kita yang masih berbenah akan segalanya secukupnya
Seluruhnya

Aku kecewa dengan kalian

Baru waktu yang lalu aku terima atas kasih dan kujabat setia
Kemudian dalam sekejab waktu mengecewakan harapan
Senang sekali hidup ini mempermainkan aku
Begitupun denganmu

Kemudian ku biarkan dadaku perih sesak
Kau bilang kau tak bermaksud membuatnya
Namun yang ada kau tancapkan itu semakin dalam
Untuk membunuhku secepatnya

Kini aku takkan percaya pada hati manapun
Karena kalian selalu saja sama
Bagai seorang baru di dunia ini kalian lakukan aku begitu adanya
Kalian hanya sampah bagi bahagia jiwaku

Sepertinya aku harus bangun dan mematahkan kalian satu-persatu
Agar segera musnah kemunafikan dan kecewa akan setia
Aku tak memulainya
Kalian yang menusukku dan akan terjadi padamu olehku ribuan kalinya

26.11.10

Untuk Seleena

Kau yang sekian lama temani aku
Tak ku kenal sebelum raga kita saling berpandang mata
Kau ada untuk setiap perih ku
Mencari saat aku mulai tersesat

Aku tahu aku hanya sebutir lelap dalam hidupmu
Namun akan segala kesedihan yang kau tanggung atas diriku
Semua itu membuatku berarti dan terus ku jalani putar bumi
Sederhana dan begitu indah

Meski aku tak seperti angan itu
Dan kau pun bukan akan seumua hayalku
Kau duduk menemaniku bercerita saat dingin mendekapku
Kau bayang bahagia dari waktu yang kulalui

Setidaknya aku dapat merasakan detik berputar
Hujan masih seperti itu
Dan tersipu akan semua hal yang kita anggap jauhi perih
Jangan berubah akan semua ini

Sekali lagi pergi dan aku kan mati
Kau tak pahami apa yang takkan ku ungkap akan berartinya semua ini
Maaf aku yang terlalu sedih untuk takut kehilangan semua ini
Aku bukan kepedihan

Selalu ku coba jauh dan menyendiri
Namun terima kasih kau selamatkan aku lagi
Andai aku bukan apa yang kualami
Mungkin aku tak tahu lagi apa yang terjadi

Sedikit saja sama dan membuatku pejamkan mata ini
Mohon singkirkan renungan akan apa yang t'lah lalu
Ku kira aku takkan salah jika aku berhenti padamu
Semoga kau tak beranjak dan meninggalkanku tak berarti

Yang terindah itu

Dinda aku pernah memanggilmu dengan semua sebutan terindah di dunia ini
Selang waktu berganti kau beri sedikit kesejukan hati
Aku terlalu hanyut dan biarkan candu merasuk padaku
Kini aku bukan apapun tanpamu

Sejak kau pergi
Setelah langkah kita terhenti dan segala yang hilang dariku
Aku bukan lagi menjadi apa yang mampu bertahan atas deru kegelisahan
Hanya airmata tertahan dan detik-detik kecil terus berlalu lamban

Mungkinkah datang padaku apa malaikat yang menolongku
Entah dengan dia bawa kehidupanku ini
Atau pun kebahagiaan saat dia bawa kau kembali dalam pelukku
Kau yang kukasihi sesungguhnya aku ini bertanya-tanya 'mengapa kau seperti ini?'

Kau acuh

Kala aq merasa bosan
Sangat bosan dengan hal ini
Aku separuhnya telah pergi
Dan dendam2 kecil akan ku bingkai bersama paling mukaku

Apa kau tahu bagaimana rasanya jatuh
Apa kau tak mendengar aku memanggil-manggil namamu
Mungkin kau terlalu lelah untuk meraihku
Jika ada sesuatu yang terjadi padamu aku pasti tahu

Mata ini tak pernah lelah ikuti kemanapun langkahmu
Hanya saja kau yang acuh akan hadirku
Meski dengan kebencian padamu aku takkan menyakiti sejengkalpun
Dan apa punyang ku perbuat ini berjalan dalam hati kecil untukmu

20.11.10

Engkau saja cukup

Ku tatap engkau di sela renungan
Ku pejam mata dan dengarkan sikap ucapmu
Di situ aku temukan masa lalu
Dan seakan kembali aku sedikit tampakkan senyum

Tuhan, tunjukkan pada hamba-Mu siapa dia
Kelak atau sekarang ku mohon sebelum aku seperti dulu lagi
Percayalah aku menyerah
Kau jangan hidupkan hati yang hilang itu
Hanya engakau saja sudah cukup
Dan berilah tirai atas jenuh
Semakin dalam dan aku terpaksa menyusurinya
Kuharap angan tak lagi buta
Bersandinglah jika itu layaknya kita
Maka akan ku pinang engkau dengan ketulusan
Kini temani aku akan sementara saja
Karena aku takkan jatuh mencari ataupun menanti

Hianati engkau

Di saat itu sadar entah kemana
Aku mulai mengarang cerita
Lalu diam-diam ku hianati kasih sayang
Dan apapun yang dia beri

Fikir dalam otakku
Biar saja akupun begitu mereka padaku kemarin
Lalu kulanjutkan menjejaki malam dengan angan
Ku buai setiap perasaan dengan bahagia
Agar harapan menghampirinya
Aku yakin aku mengerti
Dan aku tahu yang sedang terjadi

Namun dendam ini seolah bangkit memanggulku
Tanyaku pada hati
'Kini apa yang kau inginkan wahai jiwa kecilku?'
Ia diam tak berucap padaku

Makna yang belum kau ungkap

Mengapa harus kehilanganmu sekian lama?
Bukan hukuman
Hanya tanya yang belum temukan jawabnya
Terbiasa bersamamu
Sulit menyelami makna yang belum kau ungkap
Bila petang datang lebih lambat
Mungkin waktu beri ku ruang untuk menjabat
Malam terlalu panjang
Coba mencari tepiannya
Tapi semua menghilang

19.11.10

Dan biarkan tersenyum ( Seleena )

Fajar tlah mggantikan mu
Tapi kenapa sepi mu tak kau bawa pergi
Aq dan smua tlah berakhir
Meski sulit khilangan
Tapi biarkan lah tersenyum kembali
Ini tak akan membuat ku terhenti
Hanya sepi dan biarkan mentari gantikan semua

17.11.10

Dasare gur Bajingan..!!

Sekarang aku hanya sendiri
Tak seorangpun tahu dimana aku
Sengaja aku menghilang dari diriku sebenarnya
Hanya ingin mengerti hatiku mau kemana

Setiap hari bertaruh atas waktu harapan palsu
Asu..! ternyata aku sendiri yang melakukannya
Ia yang ku nantikan lupa akan penjaga setia ini
Ia tak sedetikpun menjenguk ku yang diam di hatinya

Manusia seperti apa itu?!
Tak mengerti akan balas perasaan
Kau fikir aku ini orang yang di tinggalkan dan marah..??
Yang tak ikhlas dengan kasih sayang

Lihat dulu apa yang ku lakukan bersama waktu
Tai kucing jika kau fikir aku ini penghianat
Jika kau tak akan tinggal kenapa berbenah
Kini semua persembahan ku padamu sia saja

Lihat juga detik berikutnya aku akan meratapi semua ini
Menyesal dan merasa berdosa
Itu deritaku tiap harinya
Kau malah tertawa di atas deritaku

Ku mulai ingat dan sadar kau menipu ku habis-habisan
Bersandiwara seolah kau akan tinggal
Berucap tak sebenarnya
Ini tak adil aku tak dapat menerima ini..!!!

Jika kau tahu

Teman, hidup tak berarti
Dijalani dan menjadi manusia tak berguna
Sedang tak mengerti arah untuk perbaikinya
Berusaha dan sadar kembali untuk berdosa

Sesama tercipta menyapa sekitar
Begitupun mereka merasa adanya kita
Dalam waktu cukup
Lupa bahwa kita berbeda

Pagi dan malam rajin bersaksi
Lukisan-lukisan awan bercerita jika kau tahu
Suara kecil di bumi merangkainya
Perasaan terus berubah untuk apa semua itu terjadi

16.11.10

(22:10, 10Nov09)

Dinda sadarkah engkau dengan semua ini
Yang kutahu tak seindah untuk puaskan diri
Dinda untuk apa semua ini berputar padaku
Ya Allah apa yang harus ku buat dengan semua ini

Kisah manusia sempurna
Bisakah terjadi pada kami untuk sejengkalnya saja

Jika tanpa perasaan ini tentang kebahagiaan
Jika tanpa perasaan ini tentang hayalan

Baru ku fikirkan semua itu (22:10, 10Nov09)
Tiba sebuah petanyaan dan kupun samar
Sisi batin manusia
Terus bertanya untuk kebosanan

Seyakin itu

Melihat sekitarku
Seyakin itu akan kehidupan mereka
Apapun terlihat untuk di lakukan
Sedang aku terenung dan buta, menanti apa yang berlalu

Jalan tak selalu akan cakrawala
semudah itu untuk tenggelam di ujung bumi
Patutkah katakan salah andai kulintasi di waktu usang
Sia-sia, itukah sepatah ucap untuk hadirkan kecewa

Hanyakan ku buat senyaman hujan di terik siang
Harapan, masih sehebat dulu untuk buatku cemas
Putus asa, setengah perjalananku hancur karena yang mengenalnya
Setua, derita terkandung air mata seolah tak ada guna

Dosa rasa bahagia, kulalui namun membayang untuk tertawakan jatuh
Sulit berubah tersadar dan kembali untuk hal bodoh yang bosan
Wahai engkau, ucap yang ringan dengan senyum untuk lukai
Salah tertuju padaku karena tak dapat ku katakan akan siapapun

Selalu sama

Waktu yang telah kulewatkan
Ingatan yang letih menyimpan segalanya
Bukan segalanya yang ku idamkan datang
Salah jika ku ucap mampu mengerti apa yang harus terjadi

Hujan, untuk apa kau bawa semua ini?
Tidakkah kau jatuh dan pergi begitu saja
Malam, mengapa kau tak juga berubah?
Tidakka kau cukup indah dengan sepercik cahaya

Ucap dalam nyata
Inikah selalu di catat dalam takdir
Batin berbisik tanpa daya
Terbiasakah ia untuk tak di dengar?

Sudah terlalu banyak dan sering saja sama
Tapi tak juga terungkap akan kesimpulanku sendiri
Waktu tak sempat berhenti
Seakan hampa berlalu hampa semoga datang keajaiban

Segeralah berputar

Saat seperti ini..
Saat sepi kembali beriring waktu
Dengan hujan yang sama
Layaknya pekat malam dada ini perih

Masih rasa yang sama
Itu yang juga ada bersama gemerlap cahaya
Dan hanya malam yang mampu akan semua itu
Dengan aroma yang sama ia bawakan perih

Maafkan aku kau kini yang menahan perih dariku
Maaf atas apa yang tak mampu ku hindari

Kuharap kehidupan segera berputar
Namun bukan lagi berulang untuk tersakiti
Karena telah kutepis dendam akan mereka
Aku telah berjuang

Aku mulai penat dengan hidup seperti nin
Hanya saliang memberi rasah
Luka-luka yang tak segera terbasuh
Dan apa yang dilakukan sia-sia tanpa tak juga  reda

Pantaskah aku untuknya

Berulang-kali kutanyakan
Apa yang terjadi, mengapa aku tak mengerti sama sekali
Sampai kadang terasa tak pernah adil
Tentang semua yang kurasa dan kulihat

Jujur setiap detik dan angan yang ada
Dia masih seperti dulu dihati dan fikiranku
Rindu akan dia dan berharap bahagia datang untuk kami
dan terkadang dengan sadar kulukai yang lain untuk dosa

Apa yang ia rasa dengan semua ini
Atau sekedar teguran untukku

Ya Allah ampuni hamba-Mu yang lemah ini
Banyak dengki dan dosa dari waktu yang kulalui
Namun pantaskah bagiku bermohon
Dan pantaskah hamba-Mu ini menyandingnya

Terima kasih nyeri di dada

Kalian selalu saja datang dan pergi
Buat kami terbuai dan menyakiti
Dan dai yang terhebat dalam ingatan ini
Sepertinya tak mengerti dan lupakan segalanya tanpa ucap

Ku dengar kalian ada untuk kami
Ku dengar kalian tercipta dari bagian kami
Benarkah kalian lupakan semua itu?
Pantaskah kalian menginjak kami?

Mungkin kami sering jatuh untuk hal bodoh
Menyanjuang dan muliakan adanya kalian

Ya Allah ampuni kami yang teramat sering melupakan Engkau
Terimakasih rasa nyeri akan teguran di dada
Dan mungkin mereka bukan segalanya bagi kami
ya Allah tutunkan kami di jalan yang Engkau ridhai

13.11.10

Manusia mati rasa

Enyahlah dari hidup busuk ini
Bukankah kau sudah puas dengan kerita yang ku tangguang
Manusia berhati mati
Kau pikir aku ini apa yang bisa kau buang

Sesungguhnya aku bertahan dengan hati yang lembut
Hanya saja kebodohan ini merubahku
Takkan lagi ku dengar suara hati
Kubunuh semua tentang sikapmu padaku

Korban dari kepalsuan
Yang ada kesendirin merenggutku
Saat kau tertawa dendam mengancammu dariku sendiri
Jangan sesali waktu saat kau ku injak nantinya

Mungkin akan terucap kata 'munafik' dari bibir indahmu
Ku biarkan saja sampai kau sadar kita pun sama
Seperti kau lakukan aku masa lalu
Aku akan menantimu memohon padaku tanpa rasaku

Padamu hatiku

Kemana kau akan pergi hai hatiku
Aku lelah ikuti langkahmu
Sudahlah berhanti saja
Tak ibakah engkau akan peluh ini

Kau mungkin takkan katakan jera dengan angan
Namun kenyataannya aku menderita
Mungkin banyak cerita akan berulang
Apa asa akan bertahan

Kukira sia-sia saja jika terjatuh
Kukira akan melemah tanpa balas cinta
Belenggu ini padamu
Kau tak merasakannya

Pepinginan ati (Story : Agus R.)

Duh, Gusti Pangeran..
Kasebatna datheng kula
Katresnan dewi pepujaning ati
Lulampahan wekdal bakal arti

Pancen gesang ingkang tulus
Butuh dampingan jiwa raga
Apa aku iki kudhu pasrah ing kahanan
Apa ala kanggoku mlayu ngukir batin iki

Sepi iki uwis endhang lungakno
Para putri kahyangan mudun lan narima aku
Muga apa sing dadi pepinginan iki
Kalampahana ing tembe mburi

Katresnan sejati

Ora bakal sirna ing sajroning sliramu ngebaki atiku
Senadyan batin tansah nyandang laraning lara
Ananging ora bisa adoh anggonku nyanding lakumu
Iki kabeh amung dadi lamunan padinan

Rikala mendung langit satya satuhu ing wengi iki payungi kangenku
Muga dadio udan sing bakal teko ademe sliraku
Aku iki layangan mimpenmu
Aku ana njaga sliramu nalika adem njejeb ing wayah wengi

Kabut kasetya tak dekep sak dawaning wengi
Aja ragu
Janji iki lintang kang nyinari
Aku lan kowe bakal nemu endahing katresnan sejati

12.11.10

Bittoz_Cinta (VIDEO)

(VIDEO) Bittoz_Cinta

Mulai muak

Ini sudah tengah malam
Tanpa rasa ku jatuhkan diriku dengan hampa
Aku muak dengan aturan
Disini dan dimanapun

Biarkan aku seperti adanya
Biarkan mimpi menemuiku tanpa kalian
Bukankah kalian punya urusan sendiri
Tidak dengan apa yang kulakukan oleh kata-kata kalian

Menghindar bukan jalanku
Menei takkan habisi langkahku
Semua keajaiban ada di diriku sendiri
Kalian bukan apa-apa

11.11.10

Semua pergi ( Story : Yuliana S. )

Sulit untuk di pahami
Siapa pun tak bisa untuk di tanya
Jiwa yang lemah ini sangat butuh seorang disini
Ingin kusandar ribuan lelah ini
Agar peluh terjatuh oleh kasih sayang
Namun aku berlari memeluk kesedihan itu
Tak seorangpun datang
Tak seorangpun menyapa
Kenapa harus pergi saat aku seperti ini?

Setidaknya aku akan terhibur dengan senyuman
Terlebih pertanyaan tentang hadirku di antara mereka
Aku duduk dan adakah irama yang sama mengiringku
Tidak, bukan itu....
Mereka berteriak dengan ego mereka sendiri
Aku hampir gila dengan semua ini
Tolong...!
Aku hanya butuh canda kalian
Aku ini lemah aku terhina
Akupun manusia rindukan teman bercerita
Apa kalian telah lupakan aku sebagai diriku
Sungguh harus pada siapa lagi aku akan bersandar dan tertawa lagi

Kau untuk ku

Sepi, sendiri dan tanpa tujuan
Selalu saja bicarakan tentang ini
Bosan itu singgah untuk memberontak pada fikiran
Semampai awan membelai bukit
Menjadi keindahan pagi akan kabut embun basuhan ini
Semoga aku tetap akan temukan dirimu yang ku cinta
Karena akan ku siapkan bagi mu
Sebuah caraku sendiri yang takkan kau temukan pada siapapun
Untuk menyayangimu dan mengerti hatimu
Jangan katakan kau tak peduli
Kau saja belum tahu akan pentingnya hadirku bagimu
Kini kau jauh dariku
Kubiarkan seolah kita takka kenal lagi seumur hidup
Tapi aku percaya pada-Nya
Akan dia bawakan lagi engkau disisiku
Selamanya temaniku
Selamanya jadi yang terakhir d hatiku, hatimu, dan saling mengerti

10.11.10

Airmata yang indah

Sore itu aku bangun dan mendapatinya tersedu-sedu
Dadaku menyesak penuh dengan sayang
Aku mulai dengar suaranya yang tenggelam di antara isakan perih
Dalam diam aku terbata dengan semua itu

Sungguh satu hal yang aku kagumi
Aku tak dapat berucap sepatahpun
Meski sangat ingin meredakannya
Tapi lebih baik aku diam menunggunya berpaling

Seakan kembali akan perasaan yang lalu
Airmata yang khas dari tangisannya
Sungguh aku sangat ingin menemaninya
Sedikit mengobatiku, namun jawab-Nya ini bukan sungguh ia yang ku mau

Aku terus saja mendengar setiap jengkal detiknya
Sangat indah, manja, membuka semua sayangku, dan hancurkan egoku
Semoga kutemukan kelak didekapku
Meski di antara pilu
Namun aku miliki ia
Penyandang tangis indah itu
Sangat dekat, takjub, aku tak bisa berbuat apa-apa
Bahagia, terbisu, dan sayang yang amat besar tak tertahan

Memang aneh
Untuk menikmati peluh yang jatuh
Untuk menatap kesedihan
Tapi semua itu tak ku mengerti caranya lahir sebagai pesona

Rindu makin meninggi
Senyum dari hatiku yang ingin meredakan sesak tangisnya
Aku ingin miliki manja itu
Jadi simpanan hati yang tak tersampaikan

Memang tak mudah

Sekarang dan nanti
Bunga-bunga kerinduan terus saja tumbuh
Jika kau tak percaya padaku lihat bagaimana aku telah menepisnya
Tapi jangan lekas beranjak sebentar saja apa yang terjadi
Malahan aku yang tersiksa sampai-sampai sulit kudengar apa ucapmu nanti
Coba katakan padaku
Kua sendiri akan tertegun dan katakan mungkin aku ini sudah gila
Masa lalu harusnya telah terganti
Tapi tidak dengan yang terjadi disini
Terus seperti itu dan akan seperti itu
Aku mengumpat ribuan caci-maki
Percuma saja aku pasti akan kembali merayap menangisimu

Sehelai untuk dinda

Ku pandang semata-mata ingin tak melukaimu
Maaf sebelumnya aku telah seperti ini
Sampai kapan ku juga takkan tahu
Meski kita siakan waktu aku thu kau tulus padaku

Dinda,
Aku ini bukan apa yang kau bayangkan, aku berharap kau tak terluka dalam-dalam. Aku tahu apa yang kau rasa dengan hati ini, namun aku sendiri tak dapat membuatnya  berkata untuk berikan dirinya padamu, sudah lama aku hanya jadi manusia seperti ini, banyak yang tak ku mengerti tapi kujalani saja, aku tak sungguh mencintaimu, sungguh hatiku sudah mati..
Aku berharap ada hal baik untuk kita ini, aku sudah jatuh di lorong yang sesungguhnya aku menutup mata saat mendekatinya, kini saat mata terbuka aku tak tahu sampai dimana aku hanyut, dan kau yang miliki hati maaf aku membuatmu seolah kita terjatuh bersama, sedangkan aku masih berpijak disini.
Untuk dia yng membutku seperti ini, aku tak harus salahkan engkau, aku hanya ingin tahu mengapa kau lakukan ini padaku???!, aku ini salah apa sebelum ku kenal dirimu.. apa ku pernah katakan aku mencintaimu sebelumnya, semu ini tak layaknya ku dapatkan darimu tentang semua sakit dari luka yang kutanggung karenamu..
Untuk dinda yang cintai hatiku, maaf aku bunuh hatiku pada ia yang begitu ku benci, aku sendiri lelah mencari alasan mengapa aku sampai tak dapat katakan mengapa aku harus selesaikan ini waktu itu, ada sayang untukmu, dan ada perhatian yang ku usung untukmu.. meski sederhana, meski tak seperti yang kini dia miliki atas hatiku, karena hatiku memang bukan untukmu, karena aku ini mati padanya..

                                                                                                            Aku yang bersalah padamu

9.11.10

Sambutan ini

Sejak kemarin
Sejak aku kau jauhkan
Di kala malam hanya jadi teman bisu
Aku tak sempat melihat cerita hidupku sendiri

Kadang angin yang bertiup di atas pundak ini
Tak ku hiraukan lagi mimpi-mimpi esok hari
Ku takut engkau tak terlihat lagi
Aku tak berkedip menatap bayangmu yang kutahu memudar

Tujuh dari satu hati terluka parah
Aku dekati dia dan ku lihat wajahku disana
Seburuk itukah keadaanku kini
Tanpa arti
Tanpa harap yang terajut
Mereka yang pernah kulihat sebelumnya dengan ungkapan ku
Kini menjadi bayang yang tertawa menyambutku

Hantu kehidupanku sendiri
Lalu bagaimana aku bertahan tentukan arahku sendiri?
Layar yang ku buka ragu untuk menahan kehidupan yang harus berjalan
Aku hanya duduk dan diam aku tak tahu harus apa lagi

Insomnia

Mimpi..
Kini jadi hal mustahil
Mahal bagiku untuk menemuinya dalam-dalam
Apakah itu separuh hidup yang hilang?

Siapapun separuh sama ini
Jauh dari mentari bersembunyi
Namun tak juga dikenal bagaiman mimpi tersambut
Sungguh menjadi hal yang berat

Terasa sangat mengusik pagi
Dan terkadang membuatnya hilang begitu saja
Saat terang yang bersembunyi itu muncul
Mulai kabur pandangan ini

De javu

Desau malam yang menusuk ini
Sepertinya sudah pernah kujalani
Entah pada benci, senang ataupun pilu
Aku berharap dapat mengerti lebih baik pada hidup
Dan aku tetap ingin pahami
Waktu tak pernah berulang
Tapi ia datang dengan apa yang mampu ku jalani
Akan lebih tepat dimana aku harus menapak

Kesedihan penyimpan cerita

Satu saat kusalahkan pintu yang terbuka
Lalu kudengar hati bergumam
Jika kau mencari mengapa harus di sesali?
Dinda aku tak ingin seperti ini
Tapi matahari pun berkata pada bulan katanya
'Apa kau lihat apa yang ku ingat saat ini?'
Sambil berpaling bulan diam dan meratapinya
Andai aku tak terlanjur hancur
mungkin pelu masih kudengar

Cermin

Selagi aku masih begini senja takan datang
Namun katanya aku sudah tak seperti masa berangkak
Kini kemanapun angin ku jawab dengan suaraku sendiri
Mengekor layaknya mata-mata
Sempurna tak ku fikirkan dengan peluh
Rangkaian gelisah biar tersapu waktu
Surga sendiri masih memilih siapa yang harus di undang
Sementara belum tersebar mereka berlarian seolah mengerti
Tanyaku berapakah dari kalian yang akan hadir
Sambil kutatap mata meraka
Aku ingin tahu apa yangmereka fikirkan tentang aku
Karena dari itu semua mereka menjadi siapa aku sebenarnya

8.11.10

Lukisan sunyi (Stori : Agus R.)

Sungguh, sampai kapan ini akan ku tanyakan
Bentang bintang-bintang tak menyapa satupun
Mulai kacau berhamburan
Jiwa entah kemana harus bersandar

Lukisan hati tentang perjalanan hidup
Aku sendiri telah meratapinya
Sudah, jangan lagi menyiksa langkahku
Aku hanya ingin seorang di dekatku

Siapapun temani diriku
Aku hampir habis akal
Setiap harap yang ku dekap hanya hampa
Aku butuh sentuhan itu lagi

Harapan itu hilang ( Story : Agus Robana )

Beribu harapan ku sandang
Mungkin kau tak melihatnya
Terlihat bodohnya aku membela hatiku
Dan kau sengaja menimangnya

Kini semua yang ku jaga runtuh dihadapanku
Hilang terbawa puing-puing sedih
Kemana kau hancurkan detik yang ku rangkai
Sudah tertatih aku disini

Hidupku tak mengerti arah
Sedang pengorbanan ini tersiakan
Salah untuk menyesal
Aku harus menepis cinta

7.11.10

Semoga kau turun untukku ( Story : Agus Robna )

Termangu, untuk menikmati bayang semu
Aq mengangkat tangan dan memeluk bayang itu
Semoga kelak ini terjadi
Agar tergapai anganku akan cintamu

Meski kini masih dalam awan
Pasti takkan tahu kemana ia akan membawamu
Aku seperti hantu tak mengerti arah
Kujalani saja untuk mengganggu lelapmu

Hari demi hari tentang engkau
Dan kaupun berbagi untuknya
Meski hanya menanti
Harap ini lebih dari apa yang kau kira

Aku untukmu
Bukan berarti aku ingin kau tinggalkannya
Hanya saja ku ingin kau kelakturun dari awan itu
Dan biar tanganku yang menyanggamu

Pembunuh

Entah apa rasaku saat ini
Semua salah dengan tatapan membosankan
Muak dengan apa yang kulakukan
Kenapa tak membunuhku saja

Kukira aku tak sebodoh itu untuk di bodohi
Kukira jalan yang aku lalui tak dijejaki setan
Kau balas apa hidupku di sekitarmu
Tersesat dan kau tak mengingat lampu yang kubawa

Apa harusnya aku hidup sendiri saja
Manusia apa aku ini
Tak di akui dengan lelahku
Aku serahkan saja karena aku ini masih berlumuran perih

Kan kau dapatkan semua yang ada padaku ( Antox Chypruz )


Aku mencintaimu bukan karena apa yang ada padamu
Aku mencintaimu karena hatiku yang memilihmu
Aku mencintaimu karena kau layak menerima cintaku
Bersamamu, kuyakin cintaku kan menjadi cinta yang dewasa

Aku mencintaimu dengan cinta yang terus bertambah dari waktu ke waktu
Hari ini aku mencintaimu lebih dari hari kemarin Dan kurang dari esok

Aku mencintaimu untuk mewujudkan kebahagiaan dalam hatimu
Namun, jika ada seseorang yang sanggup mencintaimu lebih dari cintaku padamu,
akan kurelakan kau untuknya
Tapi jika cintanya tak lebih dari cintaku padamu, jangan harap dia bisa mendekatimu
Apapun kan kulakukan untuk kebahagiaanmu
Karena kebahagiaanmu adalah kesempurnaan cintaku
Tak kan ada yang lebih membahagiakanmu selain cinta yang tulus
Dan itu kan kau dapatkan dari cintaku.

Bidadari yang slalu kurindu
Kini dengan setia menungguku di seberang
Menunggu tuk kujemput dengan kereta cinta
Menuju rumah kebahagiaan yang berakhir surga

Bidadari yang slalu kurindu
Hampir lelah hatiku mencarimu
Jatuh-bangun dalam jebakan cinta palsu
Kini kau hadir seperti cahaya Membarakan api yang tlah lama padam
Kulihat jalanku kembali terang akan kebahagiaan abadi Bidadariku,
akan kujaga kau dengan segenap jiwa-ragaku
Karena kaulah belahan jiwaku Yang sempurna dalam hatiku

(terimakasih kau terima hidupku dengan segala yang ada di dalamnya...)

6.11.10

Lelah untuk sendiri ( Story : Agus Robana )

Kesendirian jiwa
Aku bertaruh atas setiaku
Bidadari cinta
Sertakan padaku kasih yang tulus

Selepas ini semua aku takkan peduli diriku
Melepas ego untuk bersamanya
Tuhan relung kesendirian ini lelah
Tuhan berikan padaku "anugerah-Mu"

Mulai tak berdaya
Sepertinya hati terus menghantuiku
Akan bisikannya tentang kisah mengasihi
Dan bahagia untuk saling mencintai

Semoga para pencinta mendengar hatiku
Semoga Datang kiranya padaku malaikat kasih itu
Basuh lelapku akan semu
Berikan aku sejuta kerinduan

Pagi ini

Menembus mimpiku
Menutup hening gelap
Kepala ku yang masih berat
Mencari cahaya yang meski di tempuh

Percikan-percikan kecil ketenangan
Dari awan yang tenggelam
Tunjukan padaku apa yang mampu kau buat padaku
Ini harusnya kau jawab dengan mentari pagi ini

Sebuah kisah (Seleena)

Dia mengendong dengan penuh sayang....
Darah yang mengalir didalam pelukannya adalah darahnya....
Dia cantik pintar dan penuh dengan cinta....
Dia hanya korban,,,
Korban dari cinta yang buta...
Cinta yang tuli,,,,
Cinta yang tulus,,,
Ketulusan cinta yang menuai omong kosong sebuah
Pertanggungjawaban...
Dia menunggu disaat langit menurunkan cahaya kebahagiaan.,,
Dia menunggu sambil terus memangku...
Memangku lelah yang sulit disandarkan...
Memangku sebuah kesalahan dari ketulusan cinta....
Kejamkah cinta?

Alone (Seleena)

selamanya sendiri itu selalu menyisakan tanda tanya.
bahagia atau sedih dalam melewatinya?
tidak selamanya orang-orang yang berada disamping kita memberikan kebahagiaan.
tapi tingkah merekalah yang kadang merubah perasaan kita.
menangis melihat kekasih hati menduakan cinta.
tersenyum melihat adik kecil mulai bisa berjalan.
tersentuh melihat anak-anak jalanan mengamen dengan suara seadanya.
menyesal melihat orang yang membutuhkan bantuan namun tidak mampu kita bantu.
tertawa mendengar humor konyol teman kantor.
bersedih saat orang yang menyayangi kita meninggal.
seluruh rasa mengalir mewarnai kehidupan.
dan sekarang kesendirian masih mampu kah menghadirkan atas perasaan-perasaan seperti itu?
atau kesendirian hanya mengantarkan kita pada kesemuan perasaan yang tidak peka terhadap sesama.
hidup memang terlalu sulit untuk dimengerti,
karena hidup tidak sekedar dimengerti, tapi harus dijalani beriring dengan pemahaman atas dunia.
sekarang masihkah ingin melanjutkan hidup dengan kesendirian?

Bisakah dimengerti?? (Seleena)


mencoba memahami karena tak selamanya sejalan
mencoba bersabar karena ke egoisan tidak pernah habis jika dilawan dg keegoisan
hati harapkan perubahan
meski lelah kunjung datang mengakhiri sebuah penantian
dan sekarang....
adil???
bisakah hadir dalam kehidupan?
bahagia???
selamanya ingin ku rasakan
sedih??
bisakah sejenak ku tinggalkan??
sendiri??
ingin segera ku akhiri
bersabar???
sampai batas waktu yang menentukan

Jadi ibu dadakan (Seleena)

mengisi weekend kali ini tidak ada kata mengeluh
sebuah kesempatan yang di berikan Allah
untuk belajar menjadi seorang ibu rt kelak
mengurus 2 orang adik yang kecil2
memasak dan mngurus segala pekerjaan ibu...
suatu pelajaran yang tidak akan terlupa
walau harus naik keatas lemari membenahi atap yang bocor akibar hujan
rasa lelah tak sedikit pun menghampiri...
terimakasih ya Rabb atas kekuatan yang telah Engkau berikan
dan untuk ibuku tercinta...
tetaplah berjuang..aku yakin Allah memberi kesembuhan.
amin.

Wait ( Seleena)

Menanti saat-saat itu datang...
dengan berjuta tanda tanya...
siapakah dia...baik kah dia...sesuaikah dia...
sungguh waktu ini menguras rasa penasaranku...
hampir 20 tahun menunggu...
tak juga kah kunjung datang...
membawa jawaban yang melegakan atas setiap pertanyaan
pada Ilahi dalam tiap sujud di sajadah sholat ku...
mampukah dia menghapus duka 20 tahun yang selalu
mewarnai kesendirian....
mampukah dia membawaku jauh lebih dekat pada Ilahi
mampukah dia membimbingku menjadi dewasa?
masih menunggu....

percayalah

Sampai detik yang kujelang
Satu dari ribuan harap
Hidupkan cerita
Sayang hati telah berparuh

Aku dan dua rasa
Ini kebencian untuk rasa cemburu
Dan ini apa yang tak ku inginkan
Percayalah aku tak pernah percaya ini padaku

Malam dua hati

Sambut separuh dari nurani selesaikan inginnya
Kepada haru yang mendayu
Senyum yang di jaga bersama
Mata yang tak lekang untuk menatap kejujuran

Meski lelah
Meski menjadi sesal kelak
Segala seolah mampu di persembahkan malam ini
Tak di kenal namun merasakan bahagia itu

Hitung bintang yang hadir telah terbiasa
Namun kadang terlihat dinding kamar jadi teman bicara
Jangan berkeluh kesah
Waktunya akan tiba padamu saat tepat dan pantas

Hilaf dan bencana ( Story : Pray for Indonesia )

Santun alam ini bersapa
Dan kau tak segera diam
Berpaling, dan sujudkan segala pada Sang Maha
Berlari dan melupakan anugerah


Salahkah,
Memang lemah namun tak berhati sama
Di perlakukan agar sadar menghampiri
Agar jangan jauh ia bermain dengan kesombongan diri


Lihatlah sampai dimana pijakmu
Benarkah teman yang kau sanjung itu
Kemana senyum palsu itu memapahmu
Siapa yang harus kau temui untuk mengadu


Tentu saja buta tak membuatmu kembali
Rebah, dan susuri kembali damai itu hanya pada-Nya
Tak mudah untuk mencari jalan yang hilang
Namun pahamilah itu akhir segala apa yang kau inginkan

Langit jangan rindukan oche dulu (Story : Oche)

Langit yang indah
Jangan terus seperti ini
Kerinduan pada diriku akan ku biarkan
Karena ada harap yang ingin ku wujudkan


Masih sulit untuk itu, jauh dan entah bagaimana
Tapi bukankah aku ini malaikat sederhana
Cahaya mungkin bukan dari diriku
Tapi akupun tak akan menyakiti warna apapun


Ijinkan ku lalui lagi
Untuk menatap awan
Berdiri di tengah hujan
Dan memiliki seorang yang ku jaga hatinya


Yaa Allah izinkanlah Oche yang nakal ini
Yaa Allah Oche ingin bahagia

Biar sementara disini (Story : Oche)

Meski karena aku tak mampu
Dan kan kukalahkan ini
Esok itu bahagiaku
Elok dan segalanya padaku


Mulai meninggi agar segera nyata
Tuhan, biar malaikatmu terus disini
Jangan mudahkan ia untuk usai
Aku ingin di sini sementara menantikan cinta


Jika pantas berharap sisakan layaknya untukku
Aku pun tak setegar sayap untuk menopang
Tentang diriku
Tentang apa yang ku nantikan ini

5.11.10

Pilu (Story ; Agus robana)

Jadi sebuah haru
Saat terunduk dengan rapuh
Perasaan yang kosong
Tak menatap apapun

Serpihan puing luka-luka kecil
Mengerti bagian hati berhamburan
Dengan sesal, dengan janji, dan kesetiaan
Semampuku untuk berdiri

Suara yang menggangu ( Story ; Vava)

Indahnya jika saat ini yang tersisa
Dingin yang kubasuh dengan puasku akan dunia
Dimana aku akan terlelap olehnya
Sentuhan dari sesuatu perbedaan

Lakukan saja yang ada di hadapanku
Biar habis dan tak kutanyakan lagi
Mungkin ta'kan menggantinya
Namun itu satu dari seribu caraku menaklukannya

Hela nafas ini agar ku selesai
Agar tak ku dengar lagi sementara anugerah itu

Bingung

Setiap terhenti
Dingin menyapa
Sesederhana itu hati untuk terluka
Rapuh karena kesendirian

Layaknya kebencian
Semua terus menjadi-jadi untuk sepercik perhatian

Terjawab dan senyum terindah bercahaya
Terabaikan jatuhkan air mata seolah badai yang ta'kan reda

Bagaimana untuk membicarakannya
Karena yang didalam ini tak punya mulut untuk ungkapkan
Tertulis saja sepertinya tak cukup untuk sampai
Akhirnya ia berserah semoga saja ia mengerti apa yang terjadi

Aku ingin bersamamu kini

Rindu, mereka katakan dengan apa itu bahagia
Pernahkah terlintas tentang senja
Pernahkah bayang tentang sendiri dan tertegun

Semakin banyak hal tercipta
Apapun itu akan jalan hidup
hm.. ta'kan sempat untuk berfikir
Sudahlah biarkan terjadi

Pastikan saja otak ini sudah berjibaku oleh jutaan kata
Hingga aku lupa apa yang harus ku ucap padamu
Hanya saja kini ku ingin di depanmu
Entah apa nantinya aku, itu saja mauku

Hari yang patah

Mata yang layu
Seperti awan yang akan terjatuh ini
Sampai hari berganti aku nantikan kembali cerah
Semoga berganti


Mulai berbeda dari laju putar bumi
Seharusnya tak begitu mengusikku
Tapi langit itu tak juga tersenyum
Siapa yang mampu memapahku ku mohon


Ia hilang dalam tangis d pijakannya
Sedang pagi itu melihatnya begitu riang
Punggungku mengeluh pada pelukan kursi usang
Sambil ia ceritakan kisah-kisahnya


Lambat memang terkadang menjemukan
Namun apa yang ia lakukan saat hati bernyanyi
Tak ikhlaskah ia dengan tawa dan bahagia
Dimanakah ia sembunyikan sayang itu

4.11.10

Pada teman itu

Kau,
Mengerti tentang apa di fikiranku
Selang waktu kita ada dalam satu batas
Namun yang dalam takkan tahu aku dirimu

Sesosok dari bagian kita
Lalui ini dan kau lupakan kita

Sesungguhnya aku masih seperti ini
Kulepas saja biar itu jadi bagian dari hidupmu

Bila saja kau bahagia aku tak mengapa
Bila saja kau terluka aku lelah untuk menanggungnya

Ini batas kita
Ini semua usaiku sudah untukmu..

Untuk sang luka malam

Sapaku, 'Malam'  yang lukai lelap
Selalu saja dengan putar bumi yang usang
Apa yang terjadi dengan sesal
Lakukan saja dan aku mati perlahan

Beri satu ingatan itu..
Biar ku renungkan dalam sendiri
Mungkin aku lekas gila
Dan aku yakin kau ta'kan melihatnya

Sudahlah..
Jengkal-jengkal ini sia saja
Takan buatku mengerti akan diam mu
Aku masih terjaga dengan itu...

Kagum

Sudah sejak raut wajah yang aku melihatnya dengan tenang
Sedangkan aku tak mampu katakan itu untuk siapapun..

Kecewa

Setiap detik yang ku sanjung
Pelukan yang penuh resah takut akan kehilangan
Begitu terus ada di sujud do'a
Tuhan jangan jauhkan dia

Terbangun,
Dan terlihat semua hilang
Entah bagaimana harus marah
Entah pada siapa

Sesuatu yang tak pernah ku anggap adil
Mudah saja kehilangan dan kecewa

Kukatakan lirih dalam perih
"Dimana waktu saat aku dibenarkan?"
Aku jatuh
Kubiarkan awan melihatku seperti itu

Sejak beranjakmu

Datang dengan bening entah berpasi-pasir
Aku sendiri tak di sakitinya
Hanya saja ingatan menyayatku

Tuhan, siapa aku kini
Saat ia beranjak kemarin
Tuhan, Bagaimana kulanjutkan putar waktu

Lemah dan termenung
Hilangnya waktu yang dia bawa
Ini lebih dari cukup untuk membunuhku

Air mata lelah untuk memahamiku
Diam tak menjawab apapun
Aku hilang arah..

Hujan ini

Lalu,
Saat hujan datang
Mata yang terpejam
Dan hati yang meragu

Ini kesalahan
Atau hanya degupan jantung yang resah
Semoga ia pun tahu
Aku bersama hujan ini

Kau yang disana
Bersama hujan ini
Lintaskanlah dalam anganmu
Aku dan kau ada di tempat yang sama

Untuk melihat hujan ini..

Aku mengingatmu

sampaikan keresahan seperti ini
satu lebih dari cukup..

ingin lagi untuk berbagi laju detik
hati yang terjaga untuku
"mohon benamkan semua ini"
dan biarkan pagi diam hingga yang ku inginkan

aku letih dengan ingatan itu
tapi aku tak berbenah

bagaimana harus beranjak
aku sendiri tak tahu artiku, hidupnya

Anak manusia

Manusia pasti bertanya..

Dan untuk apa rasa hadir untuknya??

Kemudian dia katakan "siapa yang kan menjawabnya??"

Layaknya tempat bintang yang menatapnya itu takan tersentuh

Pejamkan saja sang bayang-bayang

Bicarakan padanya tentang harapan hati

Hanya mengerti menanti bukan apa yang di mau

Bukan bagian dari harapanya.

Halaman